"I say never be complete. I say stop being perfect. I say let's evolve. Let the chips fall where they may." —Fight Club

Minggu, 11 Juli 2010

Redefining Our Relationships

*Artikel ini kami terjemahkan dari Zine Profane Existence #44. Okey, selamat membaca!

"Our belief is that the human capacity for sex and love and intimacy is far greater than most people think -possibly infinite- and that having a lot of satisfying connections simply makes it possible for you to have a lot more." —Easton & Liszt. The ethical slut: A Guide To Infinite Sexual Possibilities

"The most vital right is the right to love and beloved." —Emma Goldman

Sebuah Interview Dengan Wendy-O Matik tentang Hubungan Terbuka Yang Bertanggungjawab


Revolusi muncul terjadi dalam berbagai wujudnya. Melalui setiap tindakan-tindakan kita dan setiap kata-kata yang kita ucapkan, kita semua dapat berusaha untuk mewujudkan sebuah revolusi di dalam hati kita dan pada dunia luas pada umumnya. Wendy-O Matik adalah seorang wanita revolusioner yang istimewa. Melalui bukunya, Redefining Our Relationships, dia menghancurkan stereotip norma-norma sebuah bentuk hubungan yang selama ini banyak mengikat dan mencekik kita semua. Dengan puisinya, ia memperlihatkan sebuah bentuk ketelanjangan emosi yang paling mendasar disertai provokasi pikiran yang sangat inspiratif. Wendy-O telah berkeliling dunia melakukan lokakarya, pembacaan puisi, dan mengadakan kelompok-kelompok diskusi disertai dengan dedikasi dimana beberapa orang yang ada di dalam komunitas punk telah mampu mempertahankannya. Dengan semangat, tekad dan kekuatan, Wendy-O berjuang untuk meruntuhkan sistem. [Diwawancarai oleh Adrienne Droogas pada 13 September 2003]

PE: Bagaimana cinta dapat menjadi sesuatu yang revolusioner, menjadi suatu tindakan politik?
WM: Sebelum Anda dapat mengubah atau memperbaiki dunia, perubahan nyata dimulai dalam diri Anda. Ketika Anda dapat meradikalkan apa yang ada dalam pikiran Anda, raga, jiwa, dan hati, maka Anda dapat mengubah dunia bersama setiap orang yang berhubungan dengan Anda. Radical Love (Cinta yang Radikal), seperti yang dijelaskan dalam buku saya, Redefining Our Relationships: Guidelines for Responsible Open Relationships, berhasrat untuk menantang patriarki, media, serta konstruksi-konstruksi sosial yang dipaksakan kepada kita tentang bentuk sebuah hubungan dengan cara membayangkan suatu bentuk pendekatan tentang cinta yang bersifat non-hirarkis. Ketika Anda mendefinisikan kembali konsep-konsep besar seperti cinta, keintiman, seks, serta hubungan bagi diri Anda sendiri, Anda telah mulai menggoyang belenggu status quo yang selama ini banyak membatasi dan melarang kita untuk memiliki bentuk-bentuk hubungan yang lebih sehat dan lebih memuaskan. Untuk mencintai secara terbuka dan tanpa batasan adalah sesuatu yang revolusioner karena hal ini menantang kemapanan tatanan sosial dan status quo. Untuk mencintai secara radikal adalah untuk mengambil kendali atas hak Anda untuk mencintai sebagaimana cara Anda memutuskan, berdasarkan kebutuhan-kebutuhan serta keinginan Anda.

PE: Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan istilah ini, apa arti "open relationship" menurutmu?
WM: Kalau boleh, saya ingin merujuk kepada buku saya. Sebuah hubungan yang terbuka (Open Relationship) secara radikal atau mendasar adalah berbeda, sebuah bentuk hubungan yang didefinisikan ulang di luar status quo, di mana setiap mitra atau pasangan mendorong sebentuk pernyataan cinta yang non-restriktif, tidak saling membatasi, namun tetap serius berkomitmen kepada pasangan utama mereka atau kepada setiap mitra, teman-teman, dan kekasih. Secara teori, sebuah hubungan yang terbuka berusaha untuk mencari dan menerapkan sebentuk cinta yang non-hirarkis, tanpa sekat-sekat kasta.

PE: Apa yang membuat Anda memilih gaya hidup non-monogamis?
WM: Saya seorang aktivis yang bekerja berdasarkan hati. Saya selalu merasa seolah-olah saya memiliki kapasitas yang sangat besar untuk mengasihi semua orang –tuna wisma di jalanan, wanita jompo yang tak berdaya di sebelah rumah, seseorang dimana saya hanya punya waktu 5 jam saja untuk bercakap-cakap dan bertukar pikiran dengannya, dan tentu saja, sahabat saya, keluarga, dan yang lainnya. Ketika akhirnya saya mampu mengakui pada diri sendiri bahwa saya memiliki hak asasi serta kewajiban kepada diri saya sendiri untuk mencintai sebanyak mungkin orang yang saya inginkan atau yang saya perlukan, maka saya menyadari bagaimana sebuah hubungan yang monogamis, sebagaimana yang telah diuraikan oleh masyarakat kebanyakan, tidak akan pernah bekerja untuk saya. Saya tidak akan pernah bisa menyesuaikan diri dengan hal tersebut. Cinta yang Radikal, atau kebebasan untuk mencintai sebanyak mungkin yang Anda inginkan, menjadi suatu pandangan hidup.

PE: Hal-hal apakah yang menjadi kesalahpahaman atas konsep polyamory?
WM: Hubungan yang terbuka bukan hanya tentang seks yang terbuka. Ada seribu atau lebih banyak cara untuk mencintai setiap orang –dan seks adalah bagian yang mudah dan sederhana. Ini menjadikan satu hal yang cukup kreatif untuk dapat secara aktif berkomitmen untuk menjadi seseorang yang penuh cinta kasih pada banyak tingkatan (misalnya memeluk, memegang, saling mendengarkan, menyampaikan surat cinta, bertukar inspirasi, dan sebagainya) yang memisahkan Anda dari norma yang ada. Hubungan yang terbuka memiliki hanya sedikit keterkaitan dengan seks dan segala sesuatu dilakukan dengan perizinan, kejujuran, konsekuensi, penghapusan perasaan-perasaan posesif, saling mendukung, dan komunikatif. Saya mendorong orang-orang untuk menyadari stereotip mereka sendiri tentang apa arti sebuah hubungan yang terbuka. Anda bebas untuk menentukan hubungan Anda dengan cara apapun sesuai keinginan hati Anda, asalkan penghormatan pada setiap pribadi serta integritas adalah intinya. Kesalahpahaman lainnya bagi mereka yang baru mengenal tentang hal hubungan terbuka adalah masalah komitmen. Sebuah hubungan terbuka yang bertanggung jawab memerlukan kesediaan yang paling jujur untuk berkomitmen terhadap masa depan setiap dan semua hubungan. Setiap individu yang menganut pola non-monogamis bukanlah "swingers" (mudah berpindah-pindah pasangan) seseorang yang mencari orang yang mudah diajak berbaring atau melakukan seks tanpa pengaman. Bahkan pada kenyataannya, hubungan yang terbuka tidak berfungsi sama sekali tanpa semua pihak yang terlibat untuk bersama membuat komitmen tentang kejujuran, komunikasi, kesabaran dan kerja keras. Pasangan-pasangan non-monogamous secara sederhana bersedia untuk terlibat dalam komitmen secara mendalam, hubungan serius yang mendalam dengan lebih dari satu orang, seperti mitra utama, teman, kekasih, atau sahabat pena.

PE: Seks adalah sebuah aspek penting dari sebuah hubungan. Bagaimana dinamika seksual diperlakukan ketika sebuah hubungan menjadi bersifat terbuka?
WM: Sebuah pertanyaan yang bagus. Topik tentang seks adalah masalah yang paling dipilih bagi siapa saja yang skeptis tentang hal hubungan yang terbuka, dan itulah sebabnya saya sengaja mencoba, dalam buku saya, untuk mendefinisikan kembali gagasan kita tentang seks atau keintiman seksual. Saya ingin mengulik dari buku saya lagi, menurut definisi saya, Making Love (bercinta) sama dengan Being Loving (saling mencintai): setiap apa pun dimana anda menumpahkan hati dan perasaan anda kepadanya, termasuk hubungan seksual, berjabat tangan, berciuman, surat cinta, sebuah tawaran perdamaian, S/M, seni, musik, masturbasi, fetishes, fantasi-fantasi, sebuah panggilan telepon, sebuah pelukan hangat, apa pun yang menyenangkan Anda, apa pun yang terasa menyenangkan, langit adalah batasnya. Apakah Anda berada dalam hubungan monogami atau non-monogamous, Anda tetap saja bebas untuk menetapkan batasan-batasan. Seks mungkin menjadi salah satu batasan yang dapat Anda tentukan, dalam kerangka hubungan Anda dengan pasangan Anda, teman, kekasih, sahabat pena, apakah keintiman seksual diperbolehkan atau tidak. Misalnya, dalam sebuah hubungan yang terbuka yang memiliki dua mitra utama, masing-masing dari Anda akan bernegosiasi bila Anda ingin berbagi kekasih, atau jika Anda ingin untuk menahan diri dari hubungan seksual, tetapi mencium, memeluk, dan mungkin surat cinta diperbolehkan. Pedoman-pedoman ini akan selalu dapat disesuaikan-ulang dan dinegosiasikan-ulang.

PE: Bagaimana ide serta tujuan-tujuan dalam buku Anda dapat diterapkan ke dalam scene punk?
WM: Sebagai seorang punk sendiri, dimana saya dibesarkan dengan sejumlah tertentu kesadaran dan kepekaan bahwa saya adalah berbeda, berpikir secara berbeda, hidup secara berbeda, nampaknya menjadi hal yang natural, alamiah, bahwa saya akan mencintai secara berbeda pula. Ide-ide dalam punk selalu mendorong untuk mau berpikir, bertanya, waspada, dan untuk tidak memapankan diri atas tekanan-tekanan sosial. Saya pikir bahwa cinta yang radikal dan hubungan-hubungan alternatif jelas ada di dalam pikiran dan hati kebanyakan dari kita. Buku saya mengalamatkan aspek-aspek feminis dan anarkis tentang cinta, dari perspektif atau sudut pandang punk. Semoga beruntung ketika mencoba mencari sudut pandang punk tentang cinta dan hubungan; kebanyakan buku-buku menyuarakan baik new-age atau sangat free love '70-an. Saya berharap punk atau scene alternatif akan menemukan dalam buku saya sebuah suara, pendapat, serta perspektif dimana mereka dapat menghubungkan diri dengannya.

PE: Buku Anda dikerjakan dengan sepenuhnya DIY. Bagaimana prosesnya sehingga buku ini dapat dipublikasikan?
WM: Proses-proses untuk mempublikasikan atau menerbitkan secara mandiri sangatlah luas untuk dapat dijelaskan dalam satu kesempatan pembicaraan. Jadi, saya akan mendorong orang-orang yang benar-benar tertarik untuk mengambil sebuah kelas atau seminar, itulah yang saya lakukan. Hal ini memberi saya kerangka-kerja dan dasar-dasarnya. Saya juga merekomendasikan sebuah buku yang ditulis oleh Robert Bowie Johnson, berjudul Publishing Basics (Dasar-dasar Penerbitan). Buku ini bagus sekali, ringkas, tetapi menyeluruh. Pengalaman saya adalah menjadi salah satu yang mengemis-meminjam-&-mencuri. Mark dari Regent Press di Oakland, yang mengajarkan seminar tentang publikasi-mandiri, telah menjadi mentor saya, membantu saya mendapatkan diskon dan potongan untuk kertas dan menjawab jutaan pertanyaan-pertanyaan saya. Teman lain, untuk bir dan burrito, mencetaknya. Punks with Presses memberiku diskon gila-gilaan untuk cover atau sampul. Seniman grafis teman saya, Eve, bersedia duduk selama berjam-jam bekerja untuk tata letak dan ilustrasi, sebagai ganti makan malam dengan menu vegan dan produk organik. Aku bahkan berteman dengan seorang yang bekerja di penjilidan besar yang memberikan diskon menakjubkan. Dengan semuanya itu, buku ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa upaya dan bantuan dari punk serta teman-teman lainnya. Saya juga mengadakan pertunjukan dengan karya seni (artwork), banyak band, dan orasi atau perbincangan dalam rangka untuk membantu menutup beberapa pengeluaran saya. Get creative! (Jadilah kreatif!)

PE: Apakah Anda merasa masyarakat memberikan stigma tertentu tentang polyamory? Jika memang demikian, mengapa?
WM: Setiap ideologi atau teori atau konsep yang bertentangan dengan apa yang telah tertanamkan oleh masyarakat pada kita selalu beresiko untuk menjadi suatu stigma atau mengalami pendiskreditan. Jika Anda melangkah ke luar status quo dan mengajukan suatu pola gaya hidup dimana mayoritas masyarakat tidak memiliki persetujuan dengan hal tersebut, maka mereka akan merasa terancam. Ancaman inilah yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk pengucilan atau perendahan suatu sudut pandang alternatif. Mencintai sebanyak mungkin orang yang Anda inginkan, memperluas kapasitas hati dan jiwa Anda untuk membuat setiap hubungan menjadi bermakna, menjalani banyak hubungan kemitraan, dan membayangkan potensi dalam diri Anda untuk dapat lebih berkembang secara lebih mendalam, menjalani hubungan yang sehat dan kuat dengan teman-teman, rekan kerja Anda, keluarga Anda, well, aku rasa itu sudah cukup untuk mengatasi beberapa masalah yang timbul oleh masyarakat kebanyakan.

PE: Bagaimana pendapat anda tentang kecemburuan?
WM: Saya rasa kecemburuan berfungsi sebagai semacam pedoman emosional, seperti yang telah dibahas dalam buku saya. Seperti sebuah analogi tentang bawang, setiap orang merasakan kecemburuan dalam derajat tertentu tetapi ketika anda mulai mengupas lapisan-lapisan kulit bawang, bila Anda benar-benar meluangkan waktu untuk memeriksa kembali dari manakah emosi-emosi yang timbul di sekitar kecemburuan berasal, maka anda menemukan inti atas hal-hal personal secara jauh lebih mendalam, seperti perasaan tidak aman, kekecewaan, perasaan takut kehilangan seseorang, takut ditinggalkan, bahkan saling-ketergantungan. Kecemburuan adalah semacam jendela unik untuk masuk ke dalam dan memeriksa apa yang sedang terjadi di dalam diri kita. Kebanyakan orang memilih untuk kembali menyalahkan orang lain, dan tidak pernah meluangkan waktu untuk dapat benar-benar melihat ke dalam. Saya sungguh percaya bahwa dengan memeriksa akar dari kecemburuan Anda, tanpa menyalahkan dan menghukum orang lain dan disertai dengan banyak sekali latihan dan praktek, dapat mewujudkan hubungan-hubungan secara lebih lama, lebih sehat, dan pastinya lebih memuaskan.

PE: Bagaimana sebuah persahabatan dapat dianggap sebagai sebuah hubungan?
WM: Ketika kita mengembangkan pemahaman kita tentang apa arti sebuah hubungan atau potensi apa yang dimiliki ke depannya, maka kita akan mulai melihat bagaimana setiap hubungan yang bermakna, baik platonis ataupun seksual, adalah suatu bentuk hubungan (relationship), termasuk teman-teman, keluarga, sahabat pena, bahkan dengan hewan peliharaan Anda. Sekali lagi, ini akan kembali pada gagasan atau praduga yang kita terima bahwa "hubungan (relationship)" melibatkan seks. Ini menyiratkan hierarki yang tak diungkapkan, seolah-olah hubungan seksual Anda lebih penting daripada hubungan persahabatan Anda. Bila Anda berkomitmen untuk menghormati semua hubungan Anda, apakah Anda sedang melakukan hubungan intim dengan mereka atau tidak, maka anda secara tidak langsung mulai berpikir dan bertindak di luar kotak, di luar gagasan Hollywood tentang sebuah hubungan, di luar apa yang telah ditanamkan oleh orangtua Anda dalam diri Anda. Hal ini adalah revolusioner. Anda mungkin menemukan bahwa Anda akan lebih suka menikah dengan teman Anda. Anda mungkin memutuskan untuk membuat suatu perjanjian dengan sahabat baik Anda untuk tumbuh tua bersama-sama, untuk saling mengurusi anak-anak satu sama lain, untuk berkomitmen seperti pasangan-sehidup-semati.

PE: Hal apakah yang menjadi dinamika-dinamika yang paling penting dalam menciptakan sebuah hubungan terbuka yang sehat?
WM: Sebuah hubungan terbuka yang bertanggung jawab harus dibangun atas dasar sebuah kepercayaan. Tentang bagaimana Anda membangun fondasi itu akan berbeda bagi setiap orang. Sebagai contoh, salah seorang teman polyamor saya mengatakan bahwa dia dan pasangannya (dan kekasih) telah memiliki semacam kontrak yang saling menguntungkan yang telah disesepakati secara bersama-sama dan akan direvisi dan dapat diatur kembali selama beberapa kali dalam setahun. Seperti yang diuraikan dalam buku saya, Kejujuran dan Komunikasi dan pengaturan garis-garis pedoman yang disepakati secara bersama adalah beberapa kunci untuk memiliki hubungan yang sehat dan abadi dalam setiap apapun. Ketika sesuatu tidak bekerja sebagaimana mestinya atau menjadi stagnan atau menimbulkan ketidakpercayaan, maka setiap orang berkomitmen untuk mengevaluasi kembali aturan-aturannya dan menjadi kreatif tentang bagaimana Anda akan membuatnya bekerja.

PE: Sukacita terbesar apakah yang dibawa oleh pola non-monogami ke dalam hidup Anda?
WM: Saya sedang menulis tentang ini di jurnal saya malam itu. Kenyataannya adalah setiap kali saya memberikan cinta, kapasitas saya untuk mencintai menjadi berkembang. Dalam beberapa hal, kita tahu bahwa kita tidak bisa memiliki terlalu banyak teman, well, kita juga tidak bisa memiliki terlalu banyak kekasih. Ini adalah matematika yang sederhana: ketika Anda mencintai satu orang, cinta yang Anda rasakan bagi orang lain tidaklah berkurang atau menghilang. Cinta dapat menjadi sebuah neraka obat-obatan yang dahsyat! Kadang-kadang saya merasakan seperti ketika orang-orang lain sibuk mengobati diri pada saat mereka menghancurkan diri sendiri, saya mencoba untuk secara berani dan menyerang untuk menyuarakan tentang pentingnya hasrat, gairah, gejolak di dalam hati, cinta, emosi, dan pentingnya membangun hubungan yang bermakna dengan setiap orang yang Anda temui. Salah satu manfaat paling penting dalam 13 tahun hubungan terbuka, yang telah berakhir tahun lalu, telah menjadi satu kenyataan bahwa saya telah dirawat dan dipupuk oleh hubungan-hubungan lain di luar sana dimana mereka masih sangat bersemangat, sangat intim, semua di dalamnya. Jadi ketika mitra utama saya pergi, saya masih memiliki jaringan kekasih dan teman-teman dan keluarga yang mengagumkan, saling mendukung, dan yang akan selalu ada. Saya telah melatih hati dan jiwaku dengan cara dimana kebanyakan orang akan lari ketakutan. Saya akan hidup dan mati sebagai seorang perempuan yang menjalani hidupnya dengan caranya sendiri, yang menetapkan standar-standarnya sendiri, dan bebas untuk mencintai siapapun yang saya inginkan dan bagaimana saya menginginkannya. Saya ingin melihat kembali hidup saya ketika saya nanti berusia 80 dan merasa nyaman dengan semua cinta yang telah saya berikan, dan bukan tentang bagaimana saya menahan diri atau menegakkan dinding-dinding atau menahan diri untuk alasan ini atau itu. Mengejar kebebasan pribadi semacam ini telah membawa saya pada banyak sekali kepuasan serta pencapaian dalam hidup saya.

Silakan periksa website saya di www.wendyomatik.com. Dan berikan dukungan pada penerbitan kecil yang independen tentang perempuan yang didistribusikan melalui Profane Existence. Terima kasih yang tulus dihaturkan bagi dukungan dari semua orang, dan pelukan hangat untuk Adrienne dan Dan.


BUKU-BUKU TENTANG POLYAMORY:
Skin: Talking about Sex, Class & Literature by Dorothy Allison
Polyamory: The New Love without Limits by Dr. Deborah M. Anapolis
The Ethical Slut: A Guide to Infinite Sexual Possibilities by Dossie Easton & Catherine A. Liszt
Breaking the Barriers to Desire: New Approaches to Multiple Relationships by Kevin Lano & Claire Parry
Living My Life: An Autobiography by Emma Goldman
The Traffic in Women and Other Essays on Feminism by Emma Goldman
Lesbian Polyfidelity by Celeste West
The Lesbian Polyamory Reader by Marcia Munson & Judith P. Stelboum (eds.)